Di jaman sekarang, pergaulan para anak muda sudah jauh dari pandangan yang patut di lihat. Bahkan anak kelas 6 SD pun sudah banyak kelewat batas dalam bergaul.
Sering kali sinetron lah yang di salahkan, sering pula internet yang di salahkan juga. Padahal, itu semua dari diri kita sendiri dan bimbingan orang tua juga berpengaruh.
Memang benar, sinetron anak remaja sekarang, kebanyakan tidak mendidik pertumbuhan anak remaja. Karena, lebih sering menonjolkan pacaran di sekolah di banding menonjolkan kewajiban sebagai pelajar.
Padahal para pemainnya pun masih di bawah umur. Tapi sudah mengajari bagaimana menangisi seorang pacar dan bagaimana caranya pacaran yang baik dan benar. Bukankah itu hal yang serius yang harus di tindak lanjuti?
Kita mungkin tidak punya hak untuk melarang mereka menayangkan sinetron remaja. Tapi paling tidak, anak-anak harus tetap di bimbing dan di perhatikan dengan baik.
Saya sering melihat orang tua yang lebih memilih bahkan mengajak anaknya untuk nonton sinetron. Dengan alasan *dari pada rewel minta jajan*.
Jadi misalnya si anak sedang minta uang jajan, namun oleh ibunya tidak di berikan. Anak itupun menangis. Karena nggak mau anaknya rewel, ibunya pun menyuruh anaknya untuk nonton sinetron. “Udah nonton ini aja nih, dari pada jajan”.
Bahkan yang lebih parahnya, ketika ibunya lagi nonton sinetron, dan anaknya ingin nonton kartun, ibunya malah melarang dan bilang. “Udah ini aja, jangan di ganti! Ngapain nonton kartun yang begituan”. Itulah yang menjadi si anak jadi suka nonton sinetron dari kecil. Hingga diapun puber lebih cepat dari yang di kira.
Hasilnya, mereka akan cepat terpengaruh oleh hal-hal di sekitarnya dan apa yang mereka tonton dari acara TV. Untuk itu, alangkah baiknya untuk mengetahui pergaulan anak dari awal pertumbuhannya. Supaya Anda sebagai orang tua, bisa lebih memahami apa yang di pikirkan oleh Anak.
# Masa kanak-kanak
Pada masa ini, persahabatan yang terjalin adalah sebuah daya tarik yang sangat kuat untuk lebih dekat lagi satu sama lain. Karena, pada kasus ini biasanya terjadi karena si anak baru menyadari bahwa di luar ada anak yang seusia dia.
Pandangan luasnya, semasa balita Adit tidak tahu apa itu sahabat, teman, kawan, dan sebagainya. Pada masa kanak-kanak, tepatnya mulai TK. Adit akan mempunyai banyak teman seusianya. Dalam hal ini, Adit tentu akan merasa lebih ramai hidupnya di banding sebelum masuk TK.
Jadi, kasus itu seperti halnya seseorang pengembara yang menemui jalan baru ataupun tempat baru yang tidak seperti tempat sebelumnya. Tentu akan menimbulkan sensasi tersendiri. Sehingga, akan membuat enggan untuk berpindah tempat sebelum terjadinya suatu masalah atau keharusan.
Sama halnya dengan persahabatan yang terjadi pada masa kanak-kanak. Pada hari pertama mendapat teman baru, si anak merasa sangat senang bermain bersama teman barunya. Bahkan di suruh pulang pun tidak mau.
Tapi setelah adanya konflik, pasti mereka pun akan memiliki perasaan yang berbeda dari sebelumnya. Setelah membaik, akan lebih dekat lagi namun dengan sedikit kekhawatiran. Kekhawatiran yang di maksud adalah, takut jikalau konflik seperti kemarin akan terjadi lagi.
Secara tidak langsung, si anak langsung mempelajari sifat dan karakter temannya. Untuk itu, berikanlah anak Anda kebebasan dalam berteman dengan anak seusianya. Tentunya harus tetap di bawah pengawasan.
# Masa ABG
Di masa ABG atau Anak Baru Gede/Gaul ini, biasanya akan lebih cenderung ingin lebih tahu tentang hal-hal yang selama masa kanak-kanak selalu di larang orang tuanya, ataupun hal-hal yang belum pernah dia tahu sama sekali. Maka dari itu di sebut anak baru gede atau gaul.
Dalam hal ini, si anak perlu pengawasan dan perhatian yang sedikit lebih dari orang tuanya. Karena kebanyakan kasus terjadi karena, orang tua tidak peduli ataupun tidak begitu mengawasi perubahan anaknya.
Meski begitu, terlalu kasar ataupun menekan tindakan si anak pun tidak baik untuk pertumbuhannya. Karena, masa ABG adalah, masa di mana seorang anak sedang menyukai hal-hal baru demi menemukan jati dirinya. Jadi emosi sulit untuk di kendalikan, dan kegiatan lebih cenderung mengikuti hawa nafsu atau bersifat labil.
Cara bersosialisasi dengan teman sebayanya pun cukup unik. Dimana mereka akan mulai menemukan sebuah masalah dan mendapatkan gagasan bagaimana mengatasinya. Hal ini di sebabkan karena semakin banyaknya teman baru yang di dapat, dan tentunya dengan sifat dan watak yang penuh perbedaan. Sehingga, menuntun mereka jadi lebih berpikir sedikit dewasa.
Hal yang paling di khawatirkan para orang tua ketika anaknya menginjak usia ini ialah, terbawa oleh pergaulan bebas yang di bawa oleh teman-teman barunya dan lingkungannya. Jadi, harus tetap di bawah pengawasan dan bimbingan orang tua.
# Usia remaja
Biasanya, usia remaja tepatnya ketika menginjak umur 17th atau 18th. Pada usia ini, seorang anak akan lebih berpikir lebih aktif di banding saat ABG. Di karenakan sudah memahami mana yang harus di ambil dan mana yang tidak harus di ambil. Dan itu semua pun tak luput dari kesalahan-kesalahan yang sudah di dapat semasa ABG.
Setelah menginjak usia remaja, pergaulan si anak akan lebih matang. Artinya, jika ingin A maka harus A. Dan itu kadang sering merugikan dirinya. Tentu saja, hal ini pun tak luput dari faktor lingkungan di sekitarnya. Tapi, mereka akan bisa berpikir bagaimana mengatasi suatu masalah?
Usia remaja adalah usia yang membuat si anak memikirkan jadi dirinya. Mereka akan melakukan sesuatu yang benar-benar konyol. Entah itu positif maupun negatif, demi menemukan jati dirinya. Untuk itu, tetaplah beri bimbingan dengan pandangan yang positif.
# Usia dewasa
Menginjak usia 21th, maka si anak sudah menginjak masa keemasan atau usia dewasa. Di usia ini, mereka akan terus beradaptasi dan terus belajar dari kegagalan yang di dapat di masa lalu. Bahkan mungkin akan merenungkan tindakan mereka di masa lalu (dari kecil hingga dewasa).
Pergaulannya pun tentu bisa di pertanggung jawabkan oleh dirinya sendiri. Tapi meski begitu, kadang mereka hanya bertindak seenaknya saja tanpa memikirkan akibatnya. Hal ini di picu karena rasa ketidakpuasannya pada masa remajanya.
Mungkin di usia ini, mereka baru merasakan apa yang namanya sensasi orang dewasa, sehingga merekapun akan lebih parah dari sebelumnya. Berbeda dengan anak yang merasa puas dengan masa remajanya. Mereka cenderung memikirkan kembali akibatnya, karena sudah mendapat pelajaran dari masa lalunya.
Pada usia ini, sangatlah tepat untuk mengajari anak tentang artinya hidup, kerasnya hidup, dan bagaimana cara menjalaninya. Dan yang penting, pengawasan dan bimbingan Anda sangat di butuhkan anak Anda. Semoga bermanfaat!
Memang benar kang pasti saja ada orang tua yang seperti itu misalnya anak laginonton upin-ipin malah di ganti chanrel dengan FTV 🙂 bukan salah Ftv dong tapi salah orang tua, padahal kalau mau ganti chanel kenapa gak ganti sama si bolang aja 🙂 kan si bolang kreatif banget selain itu juga tidak pernah ada moment pacaran di acara si bolang 🙂 namun lebih parah nya tidak ada sama sekali bimbingan orangtua karena halangan pekerjaan dan menitipkan anaknya kepada baby sister