Malam ini aku terbaring dikasur kamarku menatap langit langit kamar dengan pikiran yang kosong. Kulirik jam yang suara detiknya seakan memecah heningnya malam, pukul 02:13 WIB namun kelopak mata tak kunjung menyelimuti bola mata agar segera bertemu dengan mimpinya.
Ku lihat layar handphone ku dan ku pandang tepat dibagian tanggal. Tak terasa sudah tiga hari lebih tak ada kabar darinya, ingin rasanya memulai percakapan. Tapi setiap ingin memulai mengetik pesan yang sekedar hanya berisikan “hai…” atau hanya sekedar ingin menghilangkan tanda tanya besar di kepala dengan menanyakan “apa kabar…?”, setan selalu datang dan seolah membuat harga diriku melayang diudara tanpa mementingkan rasa rindu yang sedang menyesak di dada. Kami belum putus akan tetapi perseteruanlah yang membuat kami menjauh seperti ini. Walaupun kami tahu kami ini saling merindukan.
Malam itu hanya bisa kuhabiskan dengan memandang beberapa fotonya yang tersimpan di memori handphone ku sampai akhirnya aku tersadar ketika sinar matahari menyelinap masuk melalui kaca kamarku.
”Sandi… Sandi bangun nak udah siang…, Sandi,” terdengar suara pintu kamarku diketuk oleh mama.
Namaku adalah sandi, aku adalah manusia yang tak pernah bangun sendiri tapi untungnya aku mempunyai 2 orang wanita yang sangat sering membangunkanku yang pertama mama yang kedua adalah do’i. Dan bahkan ketika akan bangun tidurpun aku teringat padanya. Dulu dia juga sangat sering membangunkan ku walaupun sekarang kami lagi dilanda gengsi untuk sekedar saling membangunkan di pagi hari.
Dengan terpaksa kulawan besarnya gaya grafitasi yang ada di atas kasurku, kukerahkan seluruh kemampuanku dan akhirnya aku berhasil bangun dan merayakan kemenangan itu dikamar mandi sambil mandi dan bernyanyi.
Sehabis mandi aku langsung bergegas kemeja makan karena seperti ada hal yang terasa kosong di tubuh ini. Sembari menikmati santapan lezatku dipagi itu tatapanku kosong menatap kearah luar jendela, tiba – tiba timbul pertanyaan yang mengganggu nafsu makan ku di pagi itu. Dan pertanyaan itu adalah… “dia lagi apa ya…?”. Bayangannya sangat mengganguku di setiap aktivitas yang kulakukan di setiap harinya.
Sehabis makan, aku kembali kerutinitasku sehari – hari dikala libur. Aku membersihkan kamarku sendiri. Sewaktu akan memulai membersihkan kamarku sendiri pandanganku tertuju pada sebuah gitar tua yang telah lama tak kugunakan. Gitar itu dibalut oleh tebalnya debu putih dan kini warnanya telah usang menandakan usianya yang sudah tak muda lagi. Ketika gitar itu kubalik aku melihat huruf huruf yang terangkai membentuk sebuah nama yang dulu sengaja kutulis sebagai bukti kalau disetiap nada yang keluar dari senar yang kupetik itu untuknya. Dan huruf huruf tersebut terdiri dari “K-Y-L-A” ya wanita itu bernama Kyla. Wanita yang mengajariku bagaimana menjadi pria alay, bagaimana caranya menjadi manusia pelit yang elegan, bagaimana caranya tetap terlihat glamor walau akhir bulan menyerang.
Banyak hal baru yang aku pelajari darinya. Dan juga banyak hal yang telah kulewati dengannya, seperti tersesat bersama di jalan, ngedorong sepeda motor yang mogok bahkan kabur dari tukang parkir karna tak ikhlas membayar uang parkir.
Dan banyak lagi hal konyol yang telah ku lalui dengannya, tapi itu dulu dan entah kenapa sekarang untuk hanya sekedar menyapapun sangat sulit untuk dilakukan.
Sudah setengah jam lebih aku memandangi tulisan di gitar itu dan akhirnya aku bergegas mengambil handphoneku dan langsung membuka kontaknya. Niat hati ingin menelponnya, ketika ingin menelponnya secara tiba tiba egoku mengganggu pikiranku.
“Udah gak usah! Paling dia udah jadian sama orang lain! ngapain ingat dia, paling dia udah jadian sama orang lain! masa kamu duluan yang hubungi dia! kan dia yang salah!,” ganggu pikiranku. Dan akhirnya aku menghempaskan handphone ku ketempat tidurku karena kesal dan teringat kembali akan perseteruam kami. Dan kembali melanjutkan pekerjaanku hari itu.
Waktupun terus berlalu. Pada suatu hari aku mendapat pekerjaan untuk mengisi acara musik di sebuah pusat berbelanjaan. Aku adalah salah satu personil band yang beraliran Genre Pop Punk. Ketika itu aku bersama band ku mendapat tawaran untuk bermain disana sekalian mempromosikan barang dagangan yang sudah memanggil kami disana. Dan ketika aku bermain tanpa sengaja aku melihat ada sekumpulan wanita dan seorang pria sedang berjalan jalan di pusat perbelanjaan tersebut. Dan yang membuatku terhentak adalah aku melihat Kyla sedang berjalan dan paling dekat dengan pria itu. Mereka berjalan beriringan. Disaat itu aku langsung berpendapat bahwa pria tersebut adalah pacar barunya Kyla.
Ketika acara selesai dan aku lansung pulang kerumah. Ketika sampai dirumah tanpa pikir panjang aku langsung membuka laptopku dan langsung menghapus segala file tentang dia begitu juga dengan handphoneku. Aku menhapus segala kontaknya dan menghapus segala pertemanan disosial media. Dan sejak saat itu aku sangat membenci dia walaupun aku tahu hati kecilku tak bisa melupakannya.
Tak terasa waktupun berlalu seiring waktu, dari hari kehari terus berlalu dengan cepat. Dan kenangan tentangnyapun belum bisa ku lupakan. Dan ketika itu di suatu hari aku pergi kesebuah perpustakaan umum. Ketika aku sedang membaca buku di sebuah perpustakaan umum aku melihat seorang wanita sedang serius membaca sendirian, dan sepertinya aku kenal wanita itu. Ya dia adalah Kyla, akan tetapi kutahan langkahku untuk menemuinya karena aku harus menghindarinya. Akan tetapi aku hanya memandangnya dari jauh untuk menikmati cantik parasnya ketika sedang serius membaca.
Lalu disana tiba tiba datang seorang pria dan memberinya sebuah buku. Dan pria tersebut adalah pria yang kulihat beberapa waktu lalu di pusat perbalanjaan tersebut. Lalu ketika Kyla membuka buku tersebut didalam buku tersebut ada sebuah foto yang dari jauh kulihat sepertinya foto Kyla dan ketika foto itu dibalik aku melihat ada tulisan disana. Ketika tulisan itu selesai dibaca Kyla aku melihat pria itu berlutut sambil memberikan bunga ke Kyla. Ya, pria itu sedang menyatakan perasaannya kepada wanitaku dan hal itu terjadi tepat di depan mataku. Dan pikiraku langsung tersentak karena kukira mereka telah berpacaran tapi ternyata aku salah. Berarti, ketika aku melihat mereka berdua berarti mereka masih masa pendekatan.
Aku hanya bisa memandang moment istimewa itu dari kejauhan. Karna mau di kata apalagi, walaupun Kyla adalah wanitaku tapi aku bahkan tak menghargai komunikasi yang terjalin dengannya. Cinta itu sama seperti makanan, se-istimewa dan semahal apapun makanan itu kalau enggak di angetin dia akan basi juga. Dan buntut – buntutnya apa? Makanan tersebut akan terlihat menjijikan dan lari ketempat sampah.
“Kyla… kita udah lama sama – sama, kita ketawa bareng, kita ngabisin waktu bareng dan entah kenapa aku nyaman dengan kamu dan asal kamu tau gak ada mimpiku yang enggak ada kamunya. Kyla… jadian yuk,” ucap pria tersebut yang entah udah berapa lama merangkai kalimat tersebut.
Mendengar kalimat seromantis tersebut aku langsung merasa dia pasti diterima. Lagian sepertinya pria itu terlihat seperti pria baik. Kyla lebih pantas bersamanya. Akupun segera mengemas barangku dan segera ingin pergi dari perpustakaan tersebut dengan perasaan yang campur aduk. Akan tetapi ketika aku hendak pergi meninggalkan perpustakaan tersebut aku mendengar Kyla menjawab pertanyaan pria tersebut.
”Iya sih kita udah banyak ngelalui banyak hal kamu juga baik banget sama aku mau ngedengar semua keluh kesahku. Tapi maaf ya, hatiku udah ada yang punya,” sahut Kyla.
“Tapikan dia udah gak pernah ngehubungi kamu lagi,” sambung pria tersebut seolah ingin mematahkan pandangan baik Kyla ke aku.
“Gak papa, mungkin dia lagi sibuk,”sahut Kyla tetap positive thinking.
Mendengar kalimat tersebut hentak membuatku tak pikir panjang dan langsung berlari kearah Kyla, aku langsung menggenggam tangannya lalu menariknya keluar. Ketika sampai diluar ku dorong keningnya menggunakan jari telunjukku. Kylapun dengan sedikit agak terkejut menanya kepadaku.
“Ngapain disini? oh masih hidup rupanya?” kata Kyla.
“Sekarang itu gak penting, sekarang jawab pertanyaanku. Kenapa kamu tolak dia?” tanyaku dengan pertanyaan yang menurutku amat teramat bodoh.
“Ya sukak ku dong!” sahut Kyla santai.
“Apa karna aku? Tapikan aku udah nggak pernah ngehubungi kamu lagi, emang sayang kamu gak basi apa?” tanyaku dengan sangat penasaran.
“Kamu masih sayang gak samaku?” Tanya Kyla.
“Ya masih dong!” sahutku.
“Tapikan kita udah ga pernah komunikasi lagi?” kembali Tanya Kyla.
“Ya tapi aku masih sayang aja…,” sahutku kembali.
“Yap…, kek gitu juga dengan aku. Makanan memang kalau gak di angetin akan menjadi menjijikan dan larinya ketempat sampah. Tapi ada satu hal yang perlu kamu tau!” kata Kyla.
“Apa itu?” tanyaku.
“Gak semua makanan itu bisa basi, asalkan kita nyimpan dan nutupnya rapat – rapat dan bahkan ada beberapa makanan yang sengaja di basin atau di sebut Fermentasi dan itu gak ada kadaluarsanya,” kata Kyla.
Hal itupun membuatku terkejut. Tanpa pikir panjang aku langsung memeluk Kyla sambil berkata.
“Maafin aku ya,” sambil menghapus air mata Kyla yang keluar dari mata indahnya. Kemudian aku kembali memeluk Kyla sembari melepas rindu yang amat mendalam karena Kyla.
Dan akhirnya aku kembali belajar dari Kyla walaupun udah lama gak komunikasi tapi kita masih bisa langgeng asalkan masing – masing dari kita bisa ngejaga hati. Walaupun tak ada komunikasi tapi asalkan masing – masing dari kita menyimpan hatinya dengan sebaik – baiknya dan serapat rapatnya. Semua akan baik – baik saja. Dan bahkan ada beberapa hubungan yang sengaja tak berkomunikasi agar menyimpan rindu yang ada. Hampir sama dengan makanan fermentasi karena fermentasi gak ada kadaluwarsanya.
Cerpen Fermentasi Kadaluwarsa adalah cerita pendek karangan Dtm Sandi. Kategori Cerpen Cinta. Pembaca dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya dengan mengklik namanya.