Aku seorang remaja yang berusia 17 tahun. Aku sangat suka dengan bermain gadget seharian, tak ada kata lelah memainkannya, tak ada kata bosan melihatnya. Aku bermain gadget dan medsos tanpa batas, tentu saja aku memainkannya sesuka hati. Seorang teman terdekatku yang tak mengerti medsos bertanya.
“Mia, kau tak pernah sehari saja lepasin gadgetmu dari tanganmu?” Tanyanya padaku.
“Iya, soalnya seru banget loh.” Jawabku.
“Bahkan kamu tidak mengajakk ngobrol disaat kita bersama gini, kamu sibuk dengan gagdetmu.” Ujarnya padaku.
“Iya maaf, eh coba deh kamu main medsos, pasti seru.”
“Oh ya? Nanti aja deh Mi.”
Dimanapun aku berada, setiap saatku melihat gadgetku.
Ya, aku pandai sekali bermain medsos digadgetku ini.
Disana, aku bisa bikin berita untuk semua orang, nge-judge orang, lihat postingan teman, dan sebagainya.
Itu semua sangat menghiburku disaat aku tak boleh bermain di luar sana. Aku lebih memilih bermain medsos dibandingkan temanku.
“Mia, kita pergi dari sini yu?” Ajaknya padaku.
“Oke.” Jawabku simple, sambil tetap memainkan gadget.
Kami mencari tempat yang nyaman untuk kami berdua disana.
“Mi, jalannya cepet dong, jangan main gadget mulu.” Tegurnya padaku, setelah melihat aku berjalan pelan. Aku berjalan sambil melihat gadget dengan sedikit meunduk.
“Braaakkk.” Suara buku terjatuh dari pegangan orang yang ditabrak olehku.
“Hey, jalan pake mata!” Ocehnya padaku.
“Hey, jalan tuh pake kaki Cinta.” Balasku santai.
“Makanya, lu main gadget sadar tempat dong, jangan semau lo aja.” Tegasnya padaku.
“Masa bodo, suka-suka gue dong.” Balasku meninggalkannya dan menghampiri temanku yang bernama Via. Memang jika bermain gagdet membuat lupa lingkungan sekitarku. Aku bertingkah masa bodo dengan lingkungan dan dunia nyataku. Karena kupikir, dunia maya lebih menyenangkan dibanding dunia nyata. Aku bisa berkenalan dengan banyak orang disana. Aku senang akan pujian di dunia maya.
Meskipun Ibuku suka melarangku bermain gadget lama-lama, tapi aku tak menghiraukannya Aku senang pujian jika menguggah foto-fotoku di dunia maya. Tanpa menyadari akan dampaknya.
Aku pulang ke rumah dengan tetap memainkan gadgetku. Tak hanya saat pulang, bahkan di rumahpun aku tak hentinya bermain gadget. Ibuku selalu marah padaku, karena aku tak mendengarnya.
“Mia, kau belajar sana, jangan main gadget mulu.” Pinta Ibuku padaku.
“Iya bu, bentar lagi.” Jawabku padanya.
Ibu menyerah membujukku untuk belajar, aku tetap mengabaikannya. Aku tak peduli dengan belajarku, aku selalu saja menunda-nunda belajarku karena gadget. Karenanya, aku jadi malas belajar untuk ujianku. Apa yang terjadi? Hasil ujianku pun tidak membuatku puas, melainkan sangat mengecewakan. Aku dimarahi oleh Ibuku karena nilai ujianku sangat mengecewakan diarekana satu gadget yang telah membuatku kencaduan.
Sehari saja aku tanpanya, aku sangat ketinggalan berita-berita terbaru. Bahkan hatiku sangat membosankan bila tanpanya. Aku terbiasa dengan melihat gosip-gosip yang tersebar di medsos. Bahkan, kejelekan-kejelekan orangpun disebarkan. Kadang orang selalu menyebarkan berita yang tidak benar dan menjadi provokator. Dengan tak disadarinya, aku ikut campur dengan ikut nge-judge tanpa ada bukti dan argumen yang kuat. Aku nge-judge orang tanpa melihat berita yang benar terjadi.
Kehidupan dunia maya sangat menyenangkan, aku bergaya tanpa batas. Bahkan aku selalu merasa seseorang menyindirku dengan kata-katanya, meskipun tidak bermaksud, tapi aku merasa tersindir dengan kata-kata seseorang. Ya, itulah medsos, dimasa aku bebas mengomentari postingan orang, ikut men-judge orang, bahkan nge-gosip orang. Ya, karenanya, akupun selalu mengabaikan teman di lingkungan ku.
“Mi, bikinin aku aku medsos dong?” Pinta Via padaku. Aku takut dia menjadi sepertiku yang kecanduan gadget.
“Vi? Yakin mau dibuatin?” Tanyaku menyakininya.
“Iyalah Mi.”
“Aku takut kau sepertiku berkecanduan.”
“Nggaklah Mi, aku hanya ingin menghilangkan kebosananku saja.” Jelasnya padaku.
“Ya udah sini aku buatin.” Aku membuatkannya akun medsos untuknya.
Sejak dibuatkan akun medsos, Via jadi selalu mengabaikanku jika di dekatnya.
Bahkan diapun, jadi membuatku sangat jengkel padanya karena dia hanya menjawab simple setiapku bicara dengannya. Tanpa disadari atau tidak, hidup sangat dipengaruhi olehnya. Bahkan aku malas mengerjakan semua yang harus kukerjakan karena sibuk dengan gadgetku. Medsosnya, ya atau socmed, tanpaku sadari telah mempengaruhi hidupku karena salah menggunakannya. Aku terlalu berlebihan menggunakannya. Ya, hal itulah yang membuatku lupa segalanya, dan bahkan aku terlalu lama berada di depanlayar gadget, mataku semakin agak buram melihatnya.
Iya, memang begitulah kehidupan medsos, jika salah menggunakannya. Sejak saat ku telah sadar akan dampak negatifnya, aku mencoba dengan sedikit demi sedikit menghilangkan kebiasaanku bermain gadget.
CerpenDampak Demam Gadget adalah cerita pendek karangan Syifa Mawadah Elpasya Symes. Kategori Cerpen Pendidikan. Pembaca dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya dengan mengklik namanya.